(ARUTALA Konseling Psikologi
& Pengembangan SDM)
Anak akan mengalami suatu periode
yang dinamakan sebagai masa keemasan anak saat usia dini
dimana saat itu anak akan sangat peka dan sensitif terhadap berbagai rangsangan
dan pengaruh dari luar. Orang tua sebagai bagian yang paling dekat dengan anak
harus bisa memberikan informasi atau pendidikan yang benar supaya anak bisa
memiliki sifat sifat yang baik untuk kehidupannya.
Saat masa kemasan, anak akan
mengalami tingkat perkembangan yang sangat drastis di mulai dari pekembangan
berpikir, perkembangan emosi, perkembangan motorik, perkembangan fisik dan
perkembangan sosial. Lonjakan perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8
tahun, dan lonjakan perkembangan ini tidak akan terjadi lagi di periode
selanjutnya. Saat perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua
harus betul betul menjadikannya sebagai
perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap
kehidupan anak di masa yang akan datang.
Sikap toleransi dan mau
berbagi pada anak, perlu ditanamkan sejak dini, karena di dalam kehidupan
keluarga atau sosialnya sifat sifat itu sangat diperlukan. Contoh sikap
tolerasi adalah pemaaf. Orang tua harus menanamkan sikap sikap lembut kepada
anak, sehingga ketika anak melakukan kesalahan, anak berani bertanggungjawab
dan meminta maaf, demikian juga sebaliknya, apabila di dalam pergaulannya ada
kesalahan yang dilakukan oleh saudaranya atau teman temannya maka anak juga mau
memaafkan kesalahan mereka. Anak juga harus memiliki sifat mau berbagi yaitu
sifat sifat murah hati yang dilakukan anak kepada lingkungan sekitarnya yang
membutuhkan, baik kepada keluarganya maupun kepada orang lain. Guna
mendukung hal tersebut berikut adalah beberapa hal yang harus di perhatikan
orang tua.
Berilah Contoh
Cara
yang terbaik untuk mengajari anak untuk lebih bermurah hati dan pemaaf adalah
dengan memberi contoh. Jadi jangan segan-segan untuk berbagi coklat atau ice
cream dengannya, tawarkan pertolongan ketika dia sulit memakai sepatu, jika
orang tua melakukan kesalahan dalam sikap atau tutur kata langsung meminta maaf
dsb. Jadi, sikap itu memang terlihat oleh si anak dari hal-hal yang orang tua
lakukan terhadapnya, sehingga dia merasakan betul enaknya dia di bagi ice cream
oleh mamahnya, betapa jadi mudah menggunakan sepatu setelah di bantu oleh
mamahnya dll. Kemudian ketika di dalam keluarga kita memiliki beberapa anak,
ajarkan hal tersebut kepada anak anak anda untuk saling berbagi atau saling
meminta maaf, sehingga hal itu menjadi kebiasaan di dalam keluarga. Berilah
pujian kepada anak apabila melakukan sikap sikap tersebut.
Pilih tontonan anak yang memberi contoh bagus
Media informasi saat ini salah
satunya adalah Televisi banyak menyuguhkan cerita cerita yang kadang kurang pas
kalau di lihat oleh anak anak. Tayangan tayangannya banyak yang kurang
mendidik, biarpun itu cerita anak anak, sehingga kadang orang tua melakukan tindakan
dengan menyingkirkan telivisi dari rumah. Kadang sikap itu kurang bijaksana
karena masih ada tayangan tayangan yang bisa dinikmati oleh anak anak, yaitu
program program yang berhubungan dengan toleransi dan mau berbagi kepada orang
lain yang tentunya dalam pengawasan dan bimbingan orang tua. Misalnya saja
tayangan yang memberi pertolongan kepada orang yang kurang mampu,kisah
petualangan dimana untuk makan mereka harus berbagi, itu akan menumbuhkan rasa
kasih sayang bagi anak untuk mau berbagi dengan orang lain atau orang yang
membutuhkan. Media Internet juga banyak menyajikan hal hal yang kurang penting tetapi
sangat diminati oleh anak anak seperti game, sehingga orang tua harus selektif
dan mengikuti perkembangan jaman sehingga dapat mendampingi anak dalam
menggunakan tehnologi yang ada. Bagaimanapun juga sudah menjadi tuntutan jaman
bahwa anak sekarang harus melek tehnologi, tetapi harus terarah dan positif.
Cerita pengantar tidur anak
Sejak zaman nenek moyang kita,
cerita sering digunakan sebagai pengantar tidur dan sarana kelekatan emosi.
Beberapa fungsi atau kekuatan dari cerita, diantaranya adalah :
1. Mengontrol perilaku
Cerita dapat memiliki efek untuk
mengontrol perilaku anak. Itulah mengapa cerita sering digunakan sebagai media
untuk menumbuhkan kedisiplinan pada anak, menumbuhkan sikap toleransi terhadap
orang lain, dan efek lainnya pada perilaku.
2. Membangkitkan emosi
Cerita memiliki kekuatan dalam
memegang peranan untuk membangkitkan emosi anak. Seperti cerita humor yang
memiliki kekuatan untuk membuat orang lain tertawa terbahak-bahak, cerita horor
yang membuat orang bergidik karena takut, serta cerita mengenai kisah-kisah
dramatis kehidupan seseorang yang mampu membuat mata berkaca-kaca karena
tersentuh dan terharu. Cerita peri yang baik hati dan suka menolong, membuat
perasaan gembira .
3. Memberi inspirasi
Cerita yang berisi pengalaman pribadi seseorang, mengenai bagaimana ia mengatasi permasalahan, melewati kesulitan, dan bertahan dalam tekanan yang berat, dan juga buah dari perbuatan baik kepada orang lain dapat memberikan inspirasi bagi anak yang mendengarkan cerita tersebut.
Cerita yang berisi pengalaman pribadi seseorang, mengenai bagaimana ia mengatasi permasalahan, melewati kesulitan, dan bertahan dalam tekanan yang berat, dan juga buah dari perbuatan baik kepada orang lain dapat memberikan inspirasi bagi anak yang mendengarkan cerita tersebut.
Perkembangan anak adalah
tanggungjawab orang tua, ibarat kertas polos, maka tugas orangtualah yang harus
menuliskan di dalam kertas itu hal hal yang baik. Perkembangan jaman yang
sedemikan pesat ini jangan sampai membuat generasi muda kita semakin cuek,
egois, mau menangnya sendiri dan tidak ada toleransi kepada orang lain. Hal
yang paling utama dan mendasar yang perlu ditanamkan orang tua kepada anak
adalah pendidikan moral. Kasih sayang dan perhatian yang ditunjukkan orang tua
kepada anak akan sedikit banyak menjadi perilaku yang ada dalam diri anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar