Jumat, 18 Januari 2013

Waktuku, Waktumu, Waktu Kita


Faqih Annisa 
( Ketua FLP Ranting IAIN Ska )
 

Tidak ada yang lebih berharga dalam kehidupan ini setelah iman selain “waktu”. Waktu adalah benda yang paling berharga dalam kehidupan seorang muslim. Ia tidak dapat ditukar oleh apapun. Waktu dalam islam adalah “kehidupan”, al-waqtu huwa al-hayah, demikian kata As-Syahid Hasan Al-Banna. Demikian pula uswah kita Rasulullah SAW adalah seorang yang sangat disiplin mengelola waktu. Keseharian beliau yang sangat “padat acara” lantas tidak membuat semuanya menjadi terbengkalai. Sebaliknya, semua berjalan baik. Itulah keunggulan Rasulullah SAW mengelola waktu dalam memegang kendali pemerintahan, pendakwah, kepala rumah tangga, suami dari istrinya, bapak bagi anak-anaknya, panglima perang, pengusaha, guru, imam masjid, tempat mengadu dan mengeluhkan permasalahan dan sebagainya.
Disaat pergantian tahun baru islam maupun tahun baru masehi ini hendaknya menjadikan setiap umat muslim di seluruh dunia lebih menyadari untuk berhijrah menuju perbaikan yang lebih baik lagi dengan memanage waktu agar tidak terbuang sia-sia dan berlalu begitu saja tanpa makna. Sebuah pepatah mengatakan “Apa yang terpanjang tetapi juga terpendek, yang tercepat tetapi juga yang terlambat itu kita semua tidak mengindahkannya, tetapi kemudian menyesalinya adalah tidak ada yang dapat dilakukan, dia menelan segala yang kecil dan membangun segala yang besar”. Dialah sang waktu. Dialah ukuran keabadian. Dialah yang terpendek karena tidak seorangpun yang mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan hidupnya. Dia terlalu cepat pergi bagi orang-orang yang berbahagia dan begitu lambat bagi orang yang tidak bermanfaat, mengekalkan yang agung dan berguna bagi manusia.
Sang waktu, dia terus berjalan dan tidak akan berhenti sampai Sang Pencipta waktu menghentikannya. Dia tidak akan pernah menunggu orang yang tidak bergegas, dia tidak akan kembali dan tidak dapat diganti. Dan ibarat pedang yang akan melibas siapapun yang tidak mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Saking mahalnya waktu ini, Allah (sampai) bersumpah sebagaimana di dalam QS. Al-‘Ashr [103] ayat 1-3:
1. Demi masa
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran
 Allah banyak bersumpah dengan waktu. Ambillah waktu secara rutin untuk menajamkan kekuatan spirit anda. Luangkan waktu duduk di tempat yang nyaman. Waktu yang menarik adalah ketika menjelang subuh atau menjelang maghrib. Kebiasaan ini akan membuat emosi, serta menajamkan intelektualitas sehingga ide-ide besar akan lahir. Mulai kebiasaan baik ini dengan lima belas menit setiap hari. Awalnya anda akan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dalam waktu lama dan terputus waktu.
Tidak ada orang yang gagal dalam hidup. Umumnya kita dikalahkan karena tidak istiqomah dan disiplin diri dalam melakukan sesuatu. Tidak ada belajar atau bekerja tanpa kejenuhan. Inilah penyebab kegagalan dalam bekerja. Banyak cara menghargai sang waktu:
1.      Dengan membuat jadwal
            Dengan membuat jadwal kita akan mengetahui kegiatan apa saja yang hendak kita lakukan. Rencana kita pun akan tersusun dengan baik. Tentunya memilah dan memilih kegiatan yang menjadi skala prioritas.
2.      Tidak menunda-nunda
Percayalah, sekali kita berani menunda-nunda waktu akan membuat semakin ketagihan. Tanpa kita sadari, beberapa hari berikutnya sudah banyak tugas yang mengantri dan menumpuk, bahkan terbengkalai. So, what kind you choise?
3.      Tepati janji
Kalau kita sudah memasukkan janji ke dalam jadwal kita, jangan lupa untuk menepatinya. Seperti pepatah yang pernah kita dengar, janji adalah hutang. Anggaplah janji itu adalah hutang yang harus kita bayar. Karena kita sudah menyanggupi untuk memenuhi semua yang tercantum dalam jadwal.
Salah satu bukti Allah swt menyayangi para hambaNya dengan memerintahkan shalat. Mengapa shalat? Mengapa bukan puasa atau zakat sebagai teman yang setia?. Karena dengan shalat, Allah SWT mendidik kita untuk lebih menghargai dan membagi waktu. Apalagi shalat adalah amalan pertama yang ditanyakan Allah SWT di akhirat kelak.
Islam telah membangkitkan kesadaran diri manusia dan menggugah perhatian manusia akan pentingnya waktu dengan pergerakan seluruh alam, perputaran bintang-bintang, perjalanan matahari serta pergantian siang dan malam. Sehingga layak jika mengelola waktu menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan seorang hamba.
Sebagaimana pesan Rasulullah SAW “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: 1) Mudamu sebelum tuamu, 2) Sehatmu sebelum sakitmu, 3) Kayamu sebelum miskinmu, 4) Waktu luangmu sebelum sempitmu, 5) Hidupmu sebelum matimu” [HR. Hakim]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar