( Ketua FLP Ranting IAIN Ska )
Tidak
ada yang lebih berharga dalam kehidupan ini setelah iman selain “waktu”. Waktu
adalah benda yang paling berharga dalam kehidupan seorang muslim. Ia tidak
dapat ditukar oleh apapun. Waktu dalam islam adalah “kehidupan”, al-waqtu huwa al-hayah, demikian kata
As-Syahid Hasan Al-Banna. Demikian pula uswah kita Rasulullah SAW adalah
seorang yang sangat disiplin mengelola waktu. Keseharian beliau yang sangat
“padat acara” lantas tidak membuat semuanya menjadi terbengkalai. Sebaliknya,
semua berjalan baik. Itulah keunggulan Rasulullah SAW mengelola waktu dalam
memegang kendali pemerintahan, pendakwah, kepala rumah tangga, suami dari
istrinya, bapak bagi anak-anaknya, panglima perang, pengusaha, guru, imam
masjid, tempat mengadu dan mengeluhkan permasalahan dan sebagainya.
Disaat
pergantian tahun baru islam maupun tahun baru masehi ini hendaknya menjadikan
setiap umat muslim di seluruh dunia lebih menyadari untuk berhijrah menuju
perbaikan yang lebih baik lagi dengan memanage
waktu agar tidak terbuang sia-sia dan berlalu begitu saja tanpa makna.
Sebuah pepatah mengatakan “Apa yang terpanjang tetapi juga terpendek, yang
tercepat tetapi juga yang terlambat itu kita semua tidak mengindahkannya,
tetapi kemudian menyesalinya adalah tidak ada yang dapat dilakukan, dia menelan
segala yang kecil dan membangun segala yang besar”. Dialah sang waktu. Dialah
ukuran keabadian. Dialah yang terpendek karena tidak seorangpun yang mempunyai
cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan hidupnya. Dia terlalu cepat pergi
bagi orang-orang yang berbahagia dan begitu lambat bagi orang yang tidak
bermanfaat, mengekalkan yang agung dan berguna bagi manusia.
1.
Demi masa
2.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
3.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran
Allah banyak bersumpah dengan waktu. Ambillah
waktu secara rutin untuk menajamkan kekuatan spirit anda. Luangkan waktu duduk
di tempat yang nyaman. Waktu yang menarik adalah ketika menjelang subuh atau
menjelang maghrib. Kebiasaan ini akan membuat emosi, serta menajamkan
intelektualitas sehingga ide-ide besar akan lahir. Mulai kebiasaan baik ini
dengan lima belas menit setiap hari. Awalnya anda akan mengalami kesulitan
untuk berkonsentrasi dalam waktu lama dan terputus waktu.
Tidak
ada orang yang gagal dalam hidup. Umumnya kita dikalahkan karena tidak
istiqomah dan disiplin diri dalam melakukan sesuatu. Tidak ada belajar atau bekerja
tanpa kejenuhan. Inilah penyebab kegagalan dalam bekerja. Banyak cara
menghargai sang waktu:
1. Dengan
membuat jadwal
Dengan
membuat jadwal kita akan mengetahui kegiatan apa saja yang hendak kita lakukan.
Rencana kita pun akan tersusun dengan baik. Tentunya memilah dan memilih
kegiatan yang menjadi skala prioritas.
2. Tidak
menunda-nunda
Percayalah, sekali kita berani menunda-nunda waktu
akan membuat semakin ketagihan. Tanpa kita sadari, beberapa hari berikutnya
sudah banyak tugas yang mengantri dan menumpuk, bahkan terbengkalai. So, what
kind you choise?
3. Tepati
janji
Kalau kita sudah memasukkan janji ke dalam jadwal kita,
jangan lupa untuk menepatinya. Seperti pepatah yang pernah kita dengar, janji
adalah hutang. Anggaplah janji itu adalah hutang yang harus kita bayar. Karena
kita sudah menyanggupi untuk memenuhi semua yang tercantum dalam jadwal.
Salah
satu bukti Allah swt menyayangi para hambaNya dengan memerintahkan shalat.
Mengapa shalat? Mengapa bukan puasa atau zakat sebagai teman yang setia?.
Karena dengan shalat, Allah SWT mendidik kita untuk lebih menghargai dan
membagi waktu. Apalagi shalat adalah amalan pertama yang ditanyakan Allah SWT
di akhirat kelak.
Islam
telah membangkitkan kesadaran diri manusia dan menggugah perhatian manusia akan
pentingnya waktu dengan pergerakan seluruh alam, perputaran bintang-bintang,
perjalanan matahari serta pergantian siang dan malam. Sehingga layak jika
mengelola waktu menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan seorang
hamba.
Sebagaimana
pesan Rasulullah SAW “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: 1) Mudamu
sebelum tuamu, 2) Sehatmu sebelum sakitmu, 3) Kayamu sebelum miskinmu, 4) Waktu
luangmu sebelum sempitmu, 5) Hidupmu sebelum matimu” [HR. Hakim]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar