Jumat, 18 Januari 2013

Mengenal Tentang PAUD TPQ



Pada tahun 2012 ini Badko TPQ  Jawa Tengah gencar menggalakkan berdirinya PAUD berbasis Al Qur’an atau yang sering disebut dengan PAUD TPQ. Apa sebenarnya dan bagaimana pengelolaan PAUD TPQ itu sebenarnya, pada rubrik manajemen ini sekilas kita akan menengok tentang PAUD TPQ itu.
 
Usia emas
Usia dini merupakan masa yang snagat penting dalam keseluruhan tahap perkembangan manusia. Pada masa itu terjadi lonjakan perkembangan anak yang tidak terulang pada periode berikutnya sehingga para ahli menyebutkan sebagai usia emas perkembangan. Oleh karena itu pembentukan dasar dasar keimanan dan ketaqwaan, serta karakter, sangat tepat jika dilakukan sejak dini. Untuk melejitkan potensi perkembangan tersebut setiap anak membutuhkan rangsangan pendidikan yang sesuai dengan nilai nilai yang akan dikembangkan, tahap perkembangan, dan potensi masing masing anak.
PAUD TPQ adalah bentuk bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).
Lahirnya program PAUD berbasis TPQ antara lain didorong oleh tumbuhnya kesadaran dan gerakan pendidikan berbasis Al – Qur’an, terutama dalam bentuk TKA/TPA/TPQ yang dimotori oleh berbagai lembaga/organisasi keagamaan islam maupun remaja/ta’mir masjid.Gerakan TPQ ini mendapat sambutan antusias dari masyarakat sehingga peserta tidak hanya usia anak usia sekolah tetapi juga anak anak usia pra sekolah.
Berdasarkan semangat tersebut, muncullah program PAUD berbasis TPQ dalam rangka memperkuat lembaga pendidikan Al – Qu’an yang sudah berjalan dengan menggabungkan penyelenggaraan PAUD dengan pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang sudah ada sehingga hasilnya lebih optimal.

Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran yang dilaksanakan dalam program PAUD TPQ didasarkan pada prinsip prinsip berikut:
1.       Mendasarkan pada nilai nilai Al-Qur’an dan Hadist
Kegiatan pembelajaran dilandaskan pada tuntunan Al –Qur’an dan Hadist.
2.       Berorientasi pada kebutuhan anak
Pada dasarnya setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang sama, seperti kebutuhan fisik, rasa aman, dihargai, tidak dibeda bedakan dan lain lain. Anak tidak bisa belajar dengan baik apabila dia lapar, merasa tidak aman, lingkungan tidak sehat, tidak dihargai atau diacuhkan oleh pendidiknya atau temannya.
3.       Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain
Pembelajaran dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Melalui bermain anak belajar tentang : Konsep konsep aqidah, ibadah, kreatifitas, bahasa, social, dan lain lain. Selama bermain anak anak mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan nilai nilai Islami, fisik/motorik, kognitif, bahasa, social emosional, dan seni.Pembentukan kebiasaan yang baik seperti disiplin, sopan santun, dan lainnya dikenalkan dengan cara yang menyenangkan.
4.       Anak sebagai pembelajar aktif
Dalam proses pembelajaran, anaka merupakan subjek/pelaku kegiatan dan pendidik merupakan fasilitato.Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai banyak ide, dan tidak bisa berdiam dalam jangka waktu yang lama. Oleh sebab itu pendidik harus menyediakan berbagai alat, member kesempatan untuk memainkan berbagai alat main dengan berbagai cara, dan memberikan waktu kepada anak untuk mengenal lingkungannya dengan caranya sendiri. Pendidik juga harus memahami dan tidak memaksakan anak untuk duduk diam tanpa aktifitas yang dilakukan dalam waktu yang lama.
5.       Merangsang semua aspek perkembangan anak secara utuh dan terpadu
Program pembelajaran dan kegiatan anak yang dikembangkan pendidik seharusnya ditujukan untuk mencapai kematangan semua aspek perkembangan yang mencakup pembinaan akhlaqul karimah, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan estetika yang berguna bagi pendidikan selanjutnya dan kehidupan mereka kelak.
6.       Mengembangkan kecakapan hidup anak
Kecakapan hidup merupakan suatu ketrampilan yang perlu dimiliki anak melalui pengembangan karakter. Karakter yang baik dapat dikembangkan dan dipupuk sehingga menjadi modal bagi masa depannya kelak. Kecakapan hidup diarahkan untuk membantu anak menjadi mandiri, tekun, bekerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, dan mampu mengembangkan hubungan dengan orang lain. Untuk itu pendidik harus percaya bahwa anak mampu melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

Semua program pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip diatas, dirancang dan diselenggarakan:
a.       Secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan mendorong kreatifitas serta kemandirian anak
b.      Sesuai dengan tahap pertumbuhan fisik dan perkembangan mental serta kebutuhan dan kepentingan terbaik anak
c.       Dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat, dan kemampuan masing masing anak
d.      Dengan memperhatikan latar belakang ekonomi, social, dan budaya anak

Tempat belajar
PAUD berbasis TPQ diselenggarakan dengan menggunakan fasilitas keagamaan islam seperti masjid, musholla, surau, langgar, atau fasilitas keagamaan lainnya seperti madrasah, pondok pesantren dan sejenisnya.
Demikian uraian singkat tentang PAUD TPQ semoga bisa menjadi inspirasi bagi ustadz maupun ustadzah.
Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar