Minggu, 27 Oktober 2013

Berqurban Sebuah Perjuangan




By: Faqih Annisa, Pegiat Komunitas Tulis Al-Qur’an


Alkisah bahwa Nabi Ibrahim mendapat wahyu dari Allah untuk menyembelih anaknya Nabi Isma’il. Inilah menjadi sebuah pelajaran berharga bagi umat islam sehingga diabadikan dengan disyari’atkannya ibadah qurban. Menurut bahasa qurban berarti mendekatkan diri, tentunya mendekatkan diri hanya kepada Allah. Dan diantara dalil yang menunjukkan disyari’atkannya qurban ialah:
“ Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.   Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah”
Yang dimaksud berqurban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri nikmat Allah. Dalam perwujudannya memanglah hanya berupa penyembelihan hewan qurban. Namun sebenarnya merupakan simbol perjuangan bagi orang yang melakukannya maupun yang terlibat dalam proses pelaksanaannya.
Bagi sahabat bunayya yang mampu secara materiil untuk mengeluarkan sebagian harta untuk membeli hewan qurban mungkin tidaklah sulit. Tetapi sahabat bunayya tentulah masih harus berjuang melawan dirinya sendiri, yang berupa hawa-nafsu. Itulah sebabnya tidak semua orang kaya juga terbuka hatinya untuk melaksanakan ibadah yang satu ini.

Jumat, 01 Maret 2013

TPQ AS-SOEPIYAH JAMAAL.


“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan yang mengajarkannya”                                                       (H.R  Bukhori)
Santri/ wan TPQ As-Soepiyah-Jamaal 
           TPQ As-soepiyah jamaal bertempat di masjid as-soepiyah widororejo 03/01 makamhaji kartasura, masjid tersebut merupakan wakaf dari ibu Hj. Soepiyah (alm). TPQ ini gratis untuk seluruh santri. Bermaksud dakwah di kampung, memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan, agar syi`ar agama Islam terus berkembang hingga tegaklah kalimat Allah dan menjadi ummat yang robbani. Adapun untuk Biaya operasional didapat dari donatur para bapak/ibu warga sekitar.
Juara III Lomba Sholat Berjamaah di IAIN Surakarta
            Pembelajaran TPQ dalam 1 pekan berjalan 5 hari dari hari senin sampai jum`at. Dalam pembelajaran kami lebih mengutamakan BTA (Baca Tulis Al-Qur`an) dengan harapan santri-santri dapat membaca Al-Qur`an dengan benar dari fashohah,tajwid juga tartil. serta menghafalkan surat-surat pendek dan menulis arab. Meski demikian kami tetap mengisi TPQ dengan berbagai pelajaran tambahan sedikit demi sedikit, seperti pelajaran Fiqih, akhlak, tarekh (sejarah islam), bahasa arab, mahfudhot (mutiara-mutiara dari bahasa arab).
           

CINTA



Cinta dalam bahasa Arab disebut Al-Mahabbah yang berarti kasih sayang. Menurut Abdullah Nashih Ulwan cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang. Cinta adalah fitrah manusia yang murni, yang tak dapat terpisahkan dari kehidupannya.
Diantara tanda-tanda cinta ialah rasa kagum/simpatik, berharap, takut, rela dan selalu ingat kepada yang dicintai. Seorang yang beriman sejak memproklammirkan bahwa tiada ilah selain Allah dan beriltizam (komitmen) sepenuh dayanya, maka Allah harus menempati posisi tertinggi cintanya. Semua tanda-tanda cinta tersebut selayaknya diberikan kepada Allah. Berupa rasa kagum terhadap kebesaran, keagungan dan kekuasaan Allah, mengharapkan cinta Allah, rahmat, keridhaan dan keampunanNya (QS.39:53),rela dan menerima ketentuan Allah sepenuhnya, takut kepada Allh, yang mrnghasilkan sikap menjauhkan diri dari maksiat, serta selalu mengingat Allah (QS.2:152; 13:28; 63:9; 59:19).
Firman Allah : "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yanag beriman amat sangat cintanya kepada Allah..." (QS.2:165)
Cinta muncul karena kesadaran telah menerima anugerah dan nikmat yang besar dari Allah, pemahaman betapa rasa kasih sayang Allah melingkupi detik-detik kehidupan kita, serta karena mengenal Allah (Ma'rifatullah). Sehingga seorang mukmin amat sangat cintanya kepada Allah dan memiliki hasrat yang besar untuk bertemu denganNya.

Mengajarkan Bahasa “Sayang” Kepada Anak


Lisda Farkhani, S.Psi
 “ya memang terkadang harus dikatakan bi, toh berkata khan gratis,”kataku pada abinya anak-anak malam itu. Kami mendiskusikan komentar si kecil yang menyeletuk menjelang tidur tadi,”abi juga jarang bilang sayang.” Komentar itu muncul sesaat menjelang mereka tidur. Kegiatan rutin malam hari dirumah adalah mengingatkan dan menemani mereka dari gosok gigi, wudhu kemudian berdo’a saat mau tidur. Dan tidak lupa untuk sekedar menanyakan perasaan mereka sehari ini, kemudian mengusap dan mencium mereka sambil mengatakan “abi umi sayang dengan kakak, dan semua saling menyayangi.” Dan biasanya saat seperti ini akan muncul banyak cerita dari mereka. Salah satunya malam  ini setelah kakak bercerita ada teman yang bilang tidak usah pake sayang-sayang. Hingga akhirnya muncul komentar adik bahwa abinya juga jarang mengatakan kata sayang. Spontan wajah abi berubah saat mendengar komentar adik, meski tadi kakaknya segera menyahut kalau abi sayang karenasering mengajak mereka jalan-jalan. Dan setelah mereka tidur, kami mendiskusikannya. Yang disampaikan anak-anak tidaklah seratus persen salah, karena abinya memang bukan orang yang mudah mengungkapkan perasaan dengan berkata-kata. Berbeda dengan aku  yang bahkan kata tetangga menyebutnya dengan lebay karena terlalu sering mengatakan sayang bahkan saat memanggil merekapun dengan adik hebat, kakak cantik, mas pintar, mbak sholihah dll.

MANAJEMEN WAKTU SALAH SATU KUNCI SUKSES MERAIH MIMPI


Indri Arianti, S.Psi

Tahun 2012 telah berlalu, dan tahun 2013 telah meyapa kita, apakah dalam 1 tahun terakhir ini kita sudah melakukan banyak hal untuk diri kita dan lingkungan kita? Apakah prestasi belajar kita sudah lebih meningkat dari tahun tahun sebelumnya?Apakah mimpi kita sudah tercapai?, Sebenarnya mimpi itu apa sih? Apa sepert imimpi saat kita tidur? Yuk…kali ini kita bicara soal mimpi.
Mimpi yang akan kita bahas kali ini bukanlah mimpi pada saat kita tidur, tapi mimpi disini sama dengan keinginan, harapan atau cita-cita. Sejak kecil pasti kita sudah ditanya, apa cita-citanya kelak kalau sudah dewasa? Dan jawabannya beragam, tapi yang sering terucap tentang cita cita ini kebanyakan menjadi Dokter, Polisi, Guru, perawat, tentara bahkan Menteri atau Presiden.Kenapa kebanyakan jawabannya seperti itu? Karena profesi itu paling sering kita lihat di sekeliling kita.Padahal profesi yang lain masih banyak sekali. Seiring berjalannya waktu, anak anak akan tumbuh dewasa, pengetahuan semakin bertambah, kesenangan terhadap suatu hal bisa berubah, sehingga cita cita itu akan semakin beragam, mulai dari menjadi penari, penyanyi, desainer, pelukis, pedagang, pemilikperusahaandanmasihbanyaklagi.
Untuk mencapai mimpi itu, tentunya banyak hal yang harus dilakukan, sehingga cita cita itu bisa terwujud.Contohnya dengan bersekolah ,mengikuti pelajaran tambahan, berprestasi di bidang bidang tertentu, mengasah ketrampilan dan lain sebagainya. Mimpi itu tidak bisa terwujud begitu saja tanpa ada usaha yang sungguh sungguh, disiplin dan tanggung jawab,tentunya harus dibarengi juga dengan berdo’a kepada Allah SWT.

Jumat, 18 Januari 2013

Mengenal Tentang PAUD TPQ



Pada tahun 2012 ini Badko TPQ  Jawa Tengah gencar menggalakkan berdirinya PAUD berbasis Al Qur’an atau yang sering disebut dengan PAUD TPQ. Apa sebenarnya dan bagaimana pengelolaan PAUD TPQ itu sebenarnya, pada rubrik manajemen ini sekilas kita akan menengok tentang PAUD TPQ itu.
 
Usia emas
Usia dini merupakan masa yang snagat penting dalam keseluruhan tahap perkembangan manusia. Pada masa itu terjadi lonjakan perkembangan anak yang tidak terulang pada periode berikutnya sehingga para ahli menyebutkan sebagai usia emas perkembangan. Oleh karena itu pembentukan dasar dasar keimanan dan ketaqwaan, serta karakter, sangat tepat jika dilakukan sejak dini. Untuk melejitkan potensi perkembangan tersebut setiap anak membutuhkan rangsangan pendidikan yang sesuai dengan nilai nilai yang akan dikembangkan, tahap perkembangan, dan potensi masing masing anak.
PAUD TPQ adalah bentuk bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).
Lahirnya program PAUD berbasis TPQ antara lain didorong oleh tumbuhnya kesadaran dan gerakan pendidikan berbasis Al – Qur’an, terutama dalam bentuk TKA/TPA/TPQ yang dimotori oleh berbagai lembaga/organisasi keagamaan islam maupun remaja/ta’mir masjid.Gerakan TPQ ini mendapat sambutan antusias dari masyarakat sehingga peserta tidak hanya usia anak usia sekolah tetapi juga anak anak usia pra sekolah.
Berdasarkan semangat tersebut, muncullah program PAUD berbasis TPQ dalam rangka memperkuat lembaga pendidikan Al – Qu’an yang sudah berjalan dengan menggabungkan penyelenggaraan PAUD dengan pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang sudah ada sehingga hasilnya lebih optimal.

Waktuku, Waktumu, Waktu Kita


Faqih Annisa 
( Ketua FLP Ranting IAIN Ska )
 

Tidak ada yang lebih berharga dalam kehidupan ini setelah iman selain “waktu”. Waktu adalah benda yang paling berharga dalam kehidupan seorang muslim. Ia tidak dapat ditukar oleh apapun. Waktu dalam islam adalah “kehidupan”, al-waqtu huwa al-hayah, demikian kata As-Syahid Hasan Al-Banna. Demikian pula uswah kita Rasulullah SAW adalah seorang yang sangat disiplin mengelola waktu. Keseharian beliau yang sangat “padat acara” lantas tidak membuat semuanya menjadi terbengkalai. Sebaliknya, semua berjalan baik. Itulah keunggulan Rasulullah SAW mengelola waktu dalam memegang kendali pemerintahan, pendakwah, kepala rumah tangga, suami dari istrinya, bapak bagi anak-anaknya, panglima perang, pengusaha, guru, imam masjid, tempat mengadu dan mengeluhkan permasalahan dan sebagainya.
Disaat pergantian tahun baru islam maupun tahun baru masehi ini hendaknya menjadikan setiap umat muslim di seluruh dunia lebih menyadari untuk berhijrah menuju perbaikan yang lebih baik lagi dengan memanage waktu agar tidak terbuang sia-sia dan berlalu begitu saja tanpa makna. Sebuah pepatah mengatakan “Apa yang terpanjang tetapi juga terpendek, yang tercepat tetapi juga yang terlambat itu kita semua tidak mengindahkannya, tetapi kemudian menyesalinya adalah tidak ada yang dapat dilakukan, dia menelan segala yang kecil dan membangun segala yang besar”. Dialah sang waktu. Dialah ukuran keabadian. Dialah yang terpendek karena tidak seorangpun yang mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan hidupnya. Dia terlalu cepat pergi bagi orang-orang yang berbahagia dan begitu lambat bagi orang yang tidak bermanfaat, mengekalkan yang agung dan berguna bagi manusia.